Photobucket Photobucket 

javascript:void(0)
Share |
Photobucket Photobucket Photobucket
Buku Tamu
Uji Kompetensi Guru (UKG) 2012
Minggu, 29 Juli 2012
Menurut pedoman uji kompetensi guru (UKG) bahwa untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembinaan profesi tersebut diperlukan pemetaan kompetensi yang secara detail menggambarkan kondisi objektif kompetensi, materi serta strategi pembinaan yang dibutuhkan oleh guru. Peta tersebut hanya dapat diperoleh melalui uji kompetensi guru.
Dengan demikian, Uji Kompetensi Guru (UKG) dilakukan untuk pemetaan kompetensi, Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan(PKB) dan sebagai entry point Penilaian Kinerja Guru (PKG). Artinya UKG bukan merupakan resertifikasi, atau uji kompetensi ulang dan juga bukan UKG yang tidak ditujukan untuk memutus tunjangan profesi.
Peserta UKG adalah seluruh guru baik yang memiliki sertifikat pendidik maupun yang belum memiliki sertifikat pendidik. Jumlah total peserta UKG untuk guru bersertifikat pendidik 1.006.211 orang, dan guru belum bersertifikat pendidik 1.015.087 orang. Peserta UKG pada prinsipnya adalah semua guru PNS dan bukan PNS yang mengajar di sekolah negeri dan swasta yang memenuhi persyaratan sebagai berikut.
a. Bagi guru bersertifikat pendidik 
1) memiliki sertifikat pendidik (tahun 2007-2011),
2) pada tahun 2012 belum memasuki masa pensiun, dan
3) masih aktif menjadi guru.
b. Bagi guru belum bersertifikat pendidik 
1) Guru PNS atau guru tetap yayasan (GTY)
2) Memiliki NUPTK

Pelaksanaan UKG untuk guru bersertifikat pendidik secara bertahap dimulai pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan September 2012. Sedangkan untuk guru yang belum bersertifikat pendidik akan dimulai pada tahun 2013. Untuk lebih lengkap informasi tentang UKG bapak ibu guru bisa mendownload Pedoman UKG secara gratis baik pada website aslinya di ukg.kemdikbud.go.id atau pada blog kami.

Demi membantu bapak ibu guru dalam menghadapi UKG yang awal Agustus ini dimulai maka di sini kami sediakan sarana download tutorial interface dan materi TOT TEKNIS UKG 2012 serta beberapa Kisi-kisi Soal UKG 2012, diantaranya :
Kisi-kisi Soal UKG 2012 Antropologi SMA
Kisi-kisi Soal UKG 2012 Ekonomi SMA
Kisi-kisi Soal UKG 2012 Sosiologi SMA
Kisi-kisi Soal UKG 2012 Geografi SMA
Kisi-kisi Soal UKG 2012 Sejarah SMA
Kisi-kisi Soal UKG 2012 PKn SMA
Kisi-kisi Soal UKG 2012 Bahasa Inggris SMA
Kisi-kisi Soal UKG 2012 Penjasorkes SMA
Kisi-kisi Soal UKG 2012 Matematika SMA
Kisi-kisi Soal UKG 2012 Fisika SMA
Kisi-kisi Soal UKG 2012 Kimia SMA
Kisi-kisi Soal UKG 2012 Biologi SMA
Kisi-kisi Soal UKG 2012 BK SMP/SMA/SMK
Kisi-kisi Soal UKKS 2012 Kepala Sekolah
Kisi-kisi Soal UKPS 2012 Pengawas Sekolah
Kisi-kisi Soal UKG 2012 TIK
Kisi-kisi Soal UKG 2012 MTK SMK
Kisi-kisi Soal UKG 2012 Fisika SMK
Kisi-kisi Soal UKG 2012 Kimia SMK
Kisi-kisi Soal UKG 2012 Biologi SMK
Kisi-kisi Soal UKG 2012 IPA SMK
Kisi-kisi Soal UKG 2012 KPPI SMK
Kisi-kisi Soal UKG 2012 Kewirausahaan SMK
sumber : ukg.kemdikbud.go.id

>>selengkapnya...☞
posted by admin @ 14.30   0 comments
Menjadi Motivator dan Fasilitator
Jumat, 13 Juli 2012
Setiap anak didik adalah makhluk Tuhan. Mereka juga memiliki fitrah sebagai makhluk individu dan sosial. Mereka memiliki perbedaan minat (interest), dan kemampuan (ability), kesenangan (preference), pengalaman (experience) dan bakat (talent). Dalam setiap diri anak terdapat “lampu aladin” bernama potensi. Potensi tersebut akan muncul dengan cara digosok. Potensi setiap anak berbeda dan unik (individual difference). Memang ada pandangan masyur dan dipercaya kalau sejak kecil anak sesungguhnya mempunyai potensi-potensi besar dan menakjubkan. Potensi besar itu bisa muncul dan berkembang. Agar berkembang, potensi tersebut memerlukan dorongan dari dalam dirinya sendiri dan dari luar dirinya. Pendorong yang datangnya dari diri sendiri berupa hasrat dan motivasi yang kuat untuk berkreasi dan belajar, sedangkan yang dari luar dirinya seperti keluarga, sekolah, dan lingkungan. Semakin kuat dorongan tersebut maka akan semakinmelejit potensi anak. Pendidikan sebagai salah satu faktor pendorong potensi anak didik dalam hal ini menjadi sanga penting. Potensi tersebut akan semakin berkembang apabila pendidikan memberikan kebebasan kepada anak didik. Kurikulum secara umum mencakup semua pengalaman yang diperoleh siswa di sekolah, di rumah, dan di masyarakat, dan yang membantunya mewujudkan potensinya. Dalam hal ini sebuah kurkulum sudah saatnya harus bisa menerjemahkan potensi-potensi kreatifitas anak didik di sekolah ke dalam sebuah kegiatan yang menarik. Istilah kreativitas dari creative berarti having power to create sedangkan create adalah cause something to exist. Jadi, kreativitas adalah potensi diri dalam membuat sesuatu atau mendorong agar sesuatu itu terwujud. Sebagaimana kebahagiaan, kreativitas sudah sepatutnya ditanamkan hingga menjadi sebuah pilihan hidup atau gaya hidup (way of life). Kreativitas sebagai gaya hidup akan mendorong seseorang selalu memandang dan emahami hal-hal biasa sbagai sesuatu yang baru dan menarik. Daya kreativitas ini menuntut adanya kecerdasan, pengamatan yang tajam, dan sensitivitas.
Apabila kreativitas dijadikan sebagai gaya hidup, maka bakat anak didik biasanya mudah dikenali, karena berbeda dan memiliki kelebihan dibanding dengan anak-anak sebayanya. Anak yang memiliki kreatifitas yang tinggi biasanya memiliki ciri-ciri punya rasa ingin tahu yang besar (curiousity), aktif dan giat bertanya serta tanggap terhadap suatu pertanyaan, selalu ingin meneliti sesuatu, cenderung memiliki jawaban yang luas dan memuaskan, berdedikasi yang tinggi dan aktif dalam menjalankan tugas, mempunyai daya imajinasi dan abstraksi yang baik, memiliki rasa percaya diri yang tinggi dan mandiri, selalu mencari alternatif-alternatif baru dalam berbagai hal dan lain-lain. Dalam rangka memotivasi dan memfasilitasi kreativitas, perlu kiranya ada peningkatan peran guru dalam interaksinya dengan murid. Cara praktisnya adalah guru harus menjadi sahabat sekaligus orang tua bagi anak didik yang menjadi bagian integral dari kehidupan anak didik.
a. Menjadi Motivator 
Kata motivasi berasal dari bahas Inggris motive. Motive artinya dorongan (impuls) yang menyebabkan seseorang bertindak. Motivation adalah sebuah proses intrnal yang membuat seseorang ergerak menuju sebuah tujuan. Atau lebih tepatnya, motivasi adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan apa yang memberikan energi bagi seseorang dan apa yang memberikan arah bagi aktivitasnya. Motivasi kadang-kadang diibaratkan dengan mesin dan kemudi pada mobil. energi dan arah inilah yang menjadi inti dari konsep tentang motivasi. Motivasi merupakan sebuah konsep yang luas (diffuse), dan acapkali dikaitkan dengan faktor-faktor lain yang mempengaruhi energi dan arah aktivitas manusia, misalnya minat (interest), kebutuhan (need), nilai (value), sikap (attitude), aspirasi, dan insentif. Berbagi kasus riset telah menunjukkan bahwa sukses tidaknya seseorang siswa dalam belajar dan berkreasi tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan semata-mata, tetapi faktor lain yang tidak kalah pentinya adalah motivasi. Motivasi belajar dan berkreasi dapat diperhatikan pada beberapa indikasi, seperti hal rasa senang, rasa ingin tahu, dan selalu percaya diri. Paling tidak motivasi memiliki minimal empat fungsi, yaitu membangkitkan, harapan, insentif, dan disiplin. Bila ditinjau dari asal usul munculnya motivasi, sejumlahpakar psikologi membagi menjadi dua. Motivasi instrinsik dan ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motivasi untuk bertindak demi aktivitas itu sendiri, sedangkan motivasi ekstrinsik adaalah motivasi untuk bertindak demi balasan dari luar. Sayangnya tidak semua anak memiliki kedua motivasi ini, sehingga apabila anak didik yang tidak memiliki motivasi di dalam dirinya, maka motivasi ekstrinsik yang merupakan dororngan dari luar dirinya mutlak diperlukan. Kekurangan atau ketiadaan motivasi baik yang instrinsik maupun ekstrinsik akan menyebabkan anak didik kurang semangat untuk mengembangkan potensi atau bakat kreativitas mereka. Jika seorang anak telah kehilangan motivasi maka apa yang menjadi tugas dan tanggungjawab mereka secara perlahan akan terus diabaikan. Ia tidak harus merasa bertanggungjawab, manakala prestasi disekolahnya merosot, dan ia sendiri tidak memiliki ambisi untuk merebut posisi terhormat dalam pencapaian hasil belajar. Biasanya anak didik akan termotivasi bila ini menjadi strategi yang bisa digunakan oleh guru, pertama, anak didik dapat memperkirakan atau memastikan hasil dari kegiatannya, artinya anak didik sadar bahwa apa yang ia lakukan menguntungkan dirinya.
Kedua, bila anak didik mempunyai kejelasan mengenai tugas, tanggungjawab dan wewenangnya.
Ketiga, dalam melakukan kegiatan ia mempunyai arah tujuan, panduan atau pedoman yang jelas. Ada penjelasan tujuan dari sebuah kegiatan kepada anak didik. Pada permulaan kegiatan seharusnya terlebih dahulu seorang guru menjelaskan mengenai tujuan khusus yang akan dicapainya kepada siswa. Makin jelas tujuan maka makin besar pula motivasi dalam melakukan kegiatan tersebut.
Keempat, terhadap hal yangakan dilakukan ia melihat contoh atau panutan dari orang lain yang telah berhasil. Dalam hal melakukan sebuah kegiatan anak didik memang lebih suka apabila diberi tauladan atau contoh.
Kelima, anak didik akan termotivasi bila pada akhirnya ia akanmendapat manfaat atau imbalan ari kegiatan yang dilakukan. Atau berikanlah hadiah untuk siswa yang berprestasi dalam kegiatan tersebut. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa melakukan sesuatu lebih giat lagi. di samping itu siswa yang belum berprestasi akan termotivasiuntuk bisa mengejar siswa yang berprestasi.
Keenam, adanya saingan/kompetisi. Guru harus bisa mengatur strategi untuk mengadakan persaingan diantara anak didiknya untuk meningkatkan prestasi dan berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya. Meskipun ada saingan, anak didik tidak perlu dibebani dengan target yang terlalu tinggi, karena anak didik tidak memikirkan apa yang ia lakukan, sehingga konsentrasinya kacau hanya memikirkan target tersebut. Dan apabila terget tersebut tidak tercapai maka anak didik akan merasa malu aau merasa bersalah telah mengecewakan guru. Padahal yang terpenting bukan hal pencapaianatau target itu sendiri melainkan seberapa jauh anak didik berproses dalam mengembangkan diri mereka.
Ketujuh, ini yang biasanya dilalaikan oleh seorang guru, yakni memberikan pujian dan jangan pernah memberikan penilaian yang negatif atas kesalahan yang dilakukan anak didik. Sudah seppantasnya anak didik yang berprestasi atau memiliki kreativitas untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun. Bahkan ucapan “terima kasih”pun secara psikologis sudah menjadikan anak didik merasa terhormat dan dihargai, apalagi bila diberi tanda terima kasih misalnya dengan sertifikat, ijazah, dan lain-lain.
B. Menjadi Fasilitator
Memotivasi tidaklah cukup untuk mengembangkan bakat dan potensi kreativitas anak didik. Bakat dan potensi tersebut harus difasilitasi. Apa dan bagaimana fasilitator itu ? Kalau kepemimpinan adalah berkaitan dengan sesuatu anda lakukan terhadap sebuah kelompok, maka memfasilitasi adalah sesuatu yang anda lakukan dengan sebuah kelompok. Atau dengan ungkapan lain fasilitator adalah seseorang yang berkemampuan membantu setiap orang di dalam sebuah kelompok untuk mengeskpresikan kualitas potensi atau bakat mereka. Fasilitator membuat segala sesuatu berjalan secara lancar tanpa membebani mereka. Oleh karena itu, guru sebagai fasilitator tidak bisa berbuat semaunya, sebaliknya ia harus menyiapkan apa yang dibutuhkan anak untuk menemukan bakatnya, serta bagaimana menolongnya mampu memaksimalkan potensi yang ada padanya. Anak didik yang memiliki potensi tertentu tetapi masih memiliki halangan teknis untuk mewujudkannya harus dibantu dengan berbagai cara yang memungkinkan. Guru harus kreatif untuk menyelesaikan problem teknis tersebut. Dalam rangka memfasilitasi potensi dan bakat anak didik, paling tidak guru harus memiliki sejumlah keahlian yang sekiranya lazim dimiliki oleh anak didiknya. Atau setidaknya guru harus mampu membangun jaringan (networking) dengan pihak-pihak yang bersangkutan dalam rangka kerja sama sekolah. Singkatnya, demi mewujudkan bakat, minat dan potensi anak didik seorang guru diharapkan mampu menyediakan sarana dan prasarana dalam pengembangan minat, dan bakat. Dan sudah barang tentu aksi-aksi memotivasi dan memfasilitasi ini harus senantiasa dilakukan secara berkesinambungan. Sebab bakat dan kreativitas hanya bisa berkembang apabila dilatih secara terus-menerus. disarikan dari

Profil Ideal Guru Pendidikan Agama Islam, Karya Dr. Imam Tholkhah

>>selengkapnya...☞
posted by admin @ 18.10   0 comments
[Guru] Bersikap Terhadap Murid
Kamis, 05 Juli 2012
Keberhasilan guru dalam mendidik murid tidak hanya tergantung pada bagaimana pandainya guru dalam menguasai materi pelajaran atau strategi pelajaran yang dipergunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Namun ada hal-hal sederhana yang tidak kalah pentingnya yang harus dikuasai seorang guru dalam mengemban tugas guna mencerdaskan kehidupan bangsa, sesuai dengan visi pendidikan yaitu menciptakan insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif. Profesionalitas seorang pendidik harus memiliki 4 (empat) kompetensi yang tidak boleh terabaikan, yaitu kompetensi sosial, kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, dan kompetensi profesional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Ada beberapa hal penting yang harus diketahui dan diterapkan oleh seorang guru dalam bersikap untuk mendidik murid-muridnya, diantaranya;
  1. Berlaku Adil (Tidak Pilih Kasih), Secara etimologis, adil berasaldari kata dasar ‘adala-ya’dilu-‘adlan yang berarti tegak atau lurus, berpindah dari posisi yang salah menuju posisi yang benar. Adil juga berarti seimbang (balance) dan setimbang (equilibrium). Berdasarkan makna di atas, adil memiliki basis ilahiyah, berakal dan moralitas, sehingga prinsip pertama keadilan adalah persamaan manusia di hadapan Tuhan serta dalam kehidupan sosial. Dengan demikian, adil adalah meletakkan sesuatu pada tempatnya. Artinya tidak memihak antara yang satu dengan yang lainnya. Atau dalam kata lain bertindak atas dasar kebenaran, bukan mengikuti kehendak hawa nafsu dan keegoan. Dampak edukatif dari sikap adil pada murid adalah dapat memunculkan sikap tawadhu’, memunculkan potensi kreatif, membuka dialog yang konstruktif antara guru dan murid, dan memunculkan rasa cinta belajar pada anak didik. 
  2. Mampu Menjadi Suri Tauladan, Guru adalah sumber keteladanan. Sosok guru tidak hanya tercermin dalam kesederhanaan mereka berpakaian, bertutur kata, tapi juga tercermin dalam perilaku sehari-harinya. Dalam filosofi Jawa guru harus bisa digugu dan ditiru, digugu berarti perkataannya didengar, ucapanya disimak, dan ditiru artinya perilakunya dapat dijadikan panutan dan teladan. Guru tidak hanya dituntut untuk menjadi orang yang baik, tetapi harus mampu menjadi sosok yang terbaik, artinya dia mampu menjadikan dirinya sebagai sosok yang pantas diteladani. Sesungguhnya murid lebih butuh kepada figur yang mampu memberikan bimbingan moral, oleh karena itu keteladanan menjadi faktor signifikan dalam rangka menciptakan anak didik yang unggul dan mumpuni. 
  3. Bijaksana Terhadap Murid, Bijaksana berasal dari kata hakama-yahkumu-hukman-wahikmatan yang berarti teliti, bijak atau arif. Guru yang bijaksana adalah guru yang mampu mengendalikan dirinya dengan baik. Segala tingkah lakunya mencerminkan sosok yang arif dan bijaksana sehingga dapat dipercaya oleh murid-muridnya. Luhur budinya dan lurus ucapannya. Guru yang bijak memandang muridnya sebagai bagian takterpisahkan darihidupnyakarena itu ia memperlakukan mereka dengan sebaik-baiknya. Ia tidak menganggap mereka sebagi orang lain, tetapi iamenganggap mereka sebagai orang yang memperkaya perbendaharaan jiwanya. Murid merupakan sumber inspirasi dan semangat hidupnya. Ada saatnya guru bersikap lembut penuh kasih, dan ada saatnya guru harus bersikap tegas dan keras kepada murid-muridnya. Sikap keras dan lembut itu dilakukan karena pertimbangan kebaikan bagi mereka, bukan atas dorongan nafsu dan egoisme pribadi. Guru yang bijak tidakakan kehabisan ide untuk mengajari murid-muridnya menjadi pribadi yang bermoral tinggi dan bijaksana. Dengan kebijaksanaan, seorang guru akan lebih mudah untuk mendidik dan membimbing murid sesuai dengan keinginannya. Dengan sikap bijaksana akan menjadikan seorang guru sosok pribadi yang utuh. 

  4. Memiliki Kesabaran, Selain teladan dan keijaksanaan, guru juga dituntut untuk memiliki kesabaran. Kesabaran dibutuhkan bagi seorang guru dalam proses belajar mengajar. Kesabaran juga diperlukan ketika menghadapi murid yang tingkat kecerdasannya agak rendah. Guru harus sabarmembimbing, mengarahkan dan memberi motivasi kepadanya agar dia tumbuh seperti murid-murid lainnya. Sabar tidak berarti membiarkan sesuatu yang batil terus berjaya, tetapi kesabaran adalah kondisi psikologis yang selalu mengajak kepada pelakunya untuk mengatakan bahwa yang benaritu benar dan yang salah itu adalah salah. 
  5. Tidak Suka Marah, Sikap marah sangatlah manusiawi, tetapi marah tidak lagi manusiawi ketika berubah menjadi sebuah hobi atau kebiasaan. Kebiasaan marah harus dihindari dan bahkan kalau bisa dijauhi sejauh-jauhnya, sebab kemarahan tidak pernah menyelesaikan masalah, yang ada malah menambah persoalan baru. Kendati demikian bukan berarti marah itu tidak boleh sama sekali, asalkan dilakukan secara proporsional dan karena alasan logis, sebab marah yang dilakukan tanpa alasan yang jelas akan menimbulkan sikap antipati di kalangan murid, yang akan mengakibatkan komunikasi tidak akan dapat terjalin dengan baik. Orang yang mampu menahan marah adalah orang kuat dalam arti yang sesungguhnya, sesuai sabda Nabi SAW, “Orang yang kuat bukanlah orang-orang yang kuat bergulat, tetapi orang yang kuat sebenarnya adalah orang yang mampu menahan amarahnya (emosinya).” [HR. Bukhari Muslim] 
  6. Mampu Memberi Motivasi, Guru yang baik adalah guru yang mampu memberi motivasi kepada murid-muridnya agar menjadi anak yang berjiwa positif. Memberi motivasi merupakan kewajiban tak tertulis bagi seorang guru terhadap muridnya. Guru yang pintar memberi motivasi akan tampil penuh dengan semangat dan percaya diri. Selain orang tua, orangyangpaling tepat untuk melakukan intervensi dan motivasi kepada anak-anak adalah guru, sebab guru adalah orang tua kedua setelaah orang tua kandung, bahkan sebagian murid lebih terbuka kepada guru dibandingkan dengan kepada kedua orang tuanya, sebab dengan guru mereka lebih leluasa menuangkan segala permasalah dan isi hati mereka. 
  7. Menegur Dengan Bijak, Teguran perlu diberikan kepada anak didik. Teguran diperlukan agar mereka tidak terlena dalam kesalahan yang dilakukan. Tapi yang perlu diperhatikan adalah bahwa teguran itu harus dilakukan dengan cara yang baik dan bijak. Sebab teguran yang dikeluarkan secara sembarangan akan menimbulkan sakit hati kepada yang bersangkutan. Pada saat menegur, seorang guru harus mengutarakan alasan yang rasional dan dengan menggunakan cara yang elegan. Guru yang baik akan memberikan teguran dengan cara yang baik, dan tidak menegur anak didiknya di depan teman-temannya atau di tempat umum. Ada beberapa indikasi yang dapatdijadikan standar apakah teguran yang diberikan kepada anak didik berhasil atau tidak. Diantaranya adalah teguran tersebut bisa diterima dengan hati yang lapang, teguran dapat membuat seorang murid menyadari kesalahannya, bisa membuat murid berjanji untuk tidak mengulangi kesalahannya lagi, teguran itu tidak menyinggung perasaannya, tidak melukai harga diri. Sesuai firman Allah SWT, 125. “ Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. Para Ahli Tafsir menerangkan bahwa Hikmah: ialah Perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan antara yang hak dengan yang bathil. Kata hikmah juga diartikan sebagai metoda menyampaikan pendapat dan gagasan (menyampaikan teguran) dengan cara yang bijaksana dan penuh kearifan. 
  8. Memerintah Dengan Cara Yang Menyenangkan,  Dalam dunia pendidikan, perintah merupakan bagian dari proses pendidikan dan pengajaran. Sebagai pendidik yang baik dan bijak, seorang guru tentu akan memberikan perintah kepada murid denga cara yang menyenangkan. Dalam memerintah guru juga harus mempertimbangkan kemampuan dan kondisi muridnya, tidak diskriminasi, pemlomcoan dan pemaksaan. Seorang guru yang bijak tidak boleh memerintah secara over. Juga tidak diperkenankan memberi perintah yang tidak perlu, sebab mereka akan belajar banyak dari sikap dan perilaku yang diajarkan gurunya. 
  9. Mampu Merangsang Murid Berkreasi,  Daya kreatifitas murid harus dirangsang, sebab dengan kreatifitaslah mereka mampu mengekspresikan dirinya dan mampu menuangkan semua kemampuannya dalam dunia nyata. Sebagai guru yang bijak, sebaiknya sejak dini sudah mengajarkan pada anak didiknya untuk kreatif. Sebab setiap anak pada dasarnya memiliki bakat kreatif, tetapi dalam pertumbuhannya tidak selalu dapat berkembang dengan baik. Sebenarnya banyak faktor yang mempengaruhi kreatifitas seorang anak, diantaranya motivasi dari orang tua maupun guru dan lingkungan.
disarikan dari Profil Ideal Guru Pendidikan Agama Islam, karya Dr. Imam Tholkhah

>>selengkapnya...☞
posted by admin @ 20.28   0 comments
www.voa-islam.com
Previous Post
Archives
Links

© education Blogger Templates modified by blogger