B. Tataran di dalam kelas
Untuk membengun dan mengembangkan motivasi belajar siswaada sejumlah cara yang dapat dilakukan oleh guru di dalam kelas, yaitu;
- Memberikan ganjaran kepada siswa untuk pekerjan yang diselesaikan. Ganjaran hanya diberikan kepada siswa yang patut mendapat ganjaran. Memberikan ganjaran kepada siswa yang pekerjaannya kurang sukses justru akan memberikan sinyal kepada mereka bahwa usaha minimal masih bisa diterima oleh guru. Namun yang perlu dihindari adalah pemberian hukuman (punishment) yang dapat mengakibatkan perusakan psikis siswa, seperti kata-kata kasar. Dan ini justru akan mematikan motivasi siswa karena proses pembelajaran dalam situasi tekanan psikis cenderung menyebabkan siswa takut dan malas untuk berfikir, berbuat dan berinisiatif.
- Target pencapaian belajar harus jelas.. siswa harus mengetahui kompetensi apa yang harus dicapai dan dikuasai setelah selesai proses pembelajaran.
- Kembangkan suasana yang memungkinkan siswa merasa diterima dan didukung. Siswa pada umumnya memerlukan perasaan bahwa guru terlibat dalam kehidupan mereka, dan berbicara secara dekat dengan mereka.
- Usahakan merespon pertanyaan siswa secara positif dan segera memberikan pujian kepada siswa mampu mengajukan pertanyaan dengan baik.
- Dalam memberikan tugas, sebaiknya dipecah ke dalam rangkaian tugas yang kecil-kecil sehingga siswa tidak merasa berat dalam mengerjakannnya.
- Mengenalkan kepasa siswa tentang ketuntasan belajar. Artinya jelaskan kepada siswa tentang kompetensi dasar apa yang harusmereka capai pada akhir proses pembelajaran. Ketika siswa menyelesaikan tugas yang tidak sesuai dengan kompetensi dasar yang dihaarapkan, guru perlu memberikan kesempatan sekali lagi atau lebih agar siswa dapat menyelesaikan dan mencapainya.
- Hindarkan menciptakan kompetisi yang terlalu intens diantara siswa. Sebab, kompetisi yang terlalu ketat justru dapat mengakibatkan kecemasan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Proses pembelajaran yang harus dikembangkan adalah yang mampu mengembangkan motivasi siswa untuk membengun kerjasama yang positif.
- Guru juga harus menunjukkan kemampuan menguasai bahan yang diajarkan, antusiasme, dan kemerarikan dalam mengajar. Penguasaan bahan akan menimbulkan keyakinan diri pada guru sehingga dapat menimblkan antusiasme dan akhirnya akan mampu menarik perhatian siswa. Semua ini sangat penting dalam kaitannya dengan upaya membangun dan mengembangkan motivasi belajar siswa karena tidak sedikit siswa yang menjadi tidak tertarik kepada pelajaran tertentu karena gurunya yang tidak menguasai bahan, tidak antusias, dan tidak menarik dalam mengajar. Jadi siswa tidak termotivasi bukan karena materi pelajarannya tetapi karena guru yang tidak menarik dalam men gajar.
Pengembangan motivasi belajar subyek didik, selain diupayakan secara langsung oleh guru, dapat juga dilakukan oleh siswaa itu sendiri dengan menggunakan “Model Latihan Memotivasi Diri”. Model ini dikembangkan berdasarkan “tekhnik Pantau Diri” dari Cormier. Dengan menggunakan latihan memotivasi diri, siswa dituntut secara aktif mengembangkan motivasi belajarnya sendiri melalui aktivitasnya sendiri dan memantau sendiri.
Mengembangkan motivasi belajar dengan menggunakan model Latihan Motivasi Diri iniada enam kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa, yaitu ;
- Mengembangkan motivasi intrinsik
- Memantau motivasi ekstrinsik
- Mendeskripsikan kegiatan
- Memantau dan mendeskripsikan kemajuan kegiatan
- Memilih mentor
- Membuat kesimpulan
- Semua kegiatan tersebut dilakukan secara mandiri oleh siswa dengan menggunakan format pantau diri (self-monitoring log) yang harus dikerjakan, diisi, dan dilaporkan oleh siswa. Oleh karena itu kegiatan motivasi diri ini menuntut keaktifan dan kejujuran siswa terhadap diri sendiri. Sebab jika siswa tidak aktif dan tidak jujur terhadap diri sendiri maka tidak akan memperoleh keberhasilan dalam memotivasi dirinya.