Photobucket Photobucket 

javascript:void(0)
Share |
Photobucket Photobucket Photobucket
Buku Tamu
KISI-KISI UN 2011 BAHASA PRANCIS SMA/MA (PROGRAM BAHASA)
Kamis, 30 Desember 2010
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
INDIKATOR
Membaca :
Memahami berbagai ragam wacana tulis sederhana dalam bentuk paparan dan atau dialog tentang identitas diri, kehidupan sekolah, hobi, kegiatan sehari-hari, kehidupan keluarga, pekerjaan, wisata, dan layanan umum
Menentukan informasi tersurat atau tersirat dari sebuah wacana tulis/tabel/gambar
Menentukan simpulan dari sebuah wacana tulis
Menentukan sinonim, antonim dari kata yang diberikan berdasarkan konteks
Menulis :
Mengungkapkan pendapat, perasaan, dan pikiran secara tertulis dengan menggunakan ungkapan komunikatif, kosa kata dan struktur/pola kalimat tentang identitas diri, kehidupan sekolah, hobi, kegiatan sehari-hari, kehidupan keluarga, pekerjaan, wisata, dan layanan umum
Melengkapi percakapan dengan ungkapan komunikatif
Melengkapi percakapan yang menyatakan kala
Menentukan tata bahasa yang benar sesuai dengan konteks
Menentukan kalimat negatif/interogatif sesuai dengan konteks
Menentukan gambar yang sesuai dengan kalimat yang menyatakan keadaan suatu benda, seseorang atau peristiwa
Menentukan kalimat pernyataan yang sesuai dengan gambar yang diberikan

Label:


>>selengkapnya...☞
posted by admin @ 17.49   0 comments
Tentang Ujian Nasional 2011
Selasa, 28 Desember 2010
Rumus Kelulusan
Menurut BNSP bahwa penilaian kelulusan antara UN dan hasil belajar di sekolah tidak lagi saling memveto, namun bisa saling membantu. Untuk itu, penilaian UN digabung dengan nilai dari sekolah.
Kelulusan siswa dari sekolah dengan melihat nilai gabungan rencananya dipatok minimal 5,5. Nilai gabungan merupakan perpaduan nilai UN dan nilai sekolah untuk setiap mata pelajaran UN.
Rumus yang ditawarkan pemerintah untuk nilai gabungan = (0,6 x nilai UN) + (0,4 x nilai sekolah). Nilai sekolah dihitung dari nilai rata-rata ujian sekolah dan nilai rapor semester 3-5 untuk tiap mata pelajaran UN.
Mendiknas mengatakan bobot UN mesti lebih besar dari nilai sekolah untuk mengontrol hasil kelulusan. Pasalnya, dari data-data yang ada masih banyak sekolah yang me-mark up nilai siswa.
Dengan formula baru ini, rencananya akan dipatok nilai tiap mata pelajaran minimal 4,00. Integrasi nilai UN dan nilai sekolah ini diharapkan jadi pendorong untuk menganggap penting semua proses belajar sejak kelas 1 hingga kelas 3.
Adapun kriteria kelulusan ujian sekolah diserahkan kepada sekolah. Nilai sekolah merupakan nilai rata-rata dari ujian sekolah dan nilai rapor semester 3-5 setiap mata pelajaran yang tidak diujikan dalam UN.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendiknas Mansyur Ramli mengatakan penilaian kelulusan siswa tidak lagi hasil potret evaluasi sesaat. Penilaian dilakukan selama proses belajar siswa di sekolah.

Pengawasan UN 2011 Diperketat
BSNP mengatakan bahwa dalam pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tahun ajaran 2010/2011, perguruan tinggi negeri (PTN) kembali mendapatkan kepercayaan untuk melakukan pengawasan proses penggandaan dan distribusi naskah UN SMA/MA, SMALB, SMK, SMP/Mts, dan SMPLB.
Pihak BSNP memang telah memberikan sebagian wewenangnya kepada PTN dalam pelaksanaan UN tahun ajaran 2010/2011. Diantaranya, pelaksanaan dan pengawasan UN SMA/MA dan SMK, pemindaian Lembar Jawaban Ujian Nasional (LJUN) SMA/MA dan SMK, dan pengawasan penggandaan dan distribusi naskah UN. Sedangkan untuk pemindaian LJUN SMP/MTs dilakukan oleh penyelenggaraan Ujian Nasional tingkat provinsi. Selain itu, tingkat SD hanya melibatkan Dinas Pendidikan Provinsi masing-masing daerah.
Dijelaskan, proses penggandaan naskah soal UN ini akan dilakukan oleh penyelenggara tingkat provinsi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Bahkan, lanjut dia, prosedur penggandaan naskah soal UN tersebut juga sudah diatur di dalam Prosedur Operasi Standar (POS) UN yang diteapkan oleh BSNP.
Selain itu, pengawasan ruang UN pada setiap sekolah/madrasah, BSNP juga menetapkan bahwa akan dilakukan oleh tim pengawas yang terdiri dari guru-guru yang mata pelajarannya tidak sedang diujikan. Selanjutnya, pengawasan ruang UN ini juga diatur dengan sistem acak dalam satu kabupaten/kota. Intinya, guru yang mata pelajarannya sedang diujikan tidak diperbolehkan di dalam lokasi sekokah/madrasah penyelenggara UN. Hal ini benar-benar harus diperhatikan oleh setiap sekolah/madrasah.
Sebelumnya, Anggota BSNP Prof Mungin Eddy Wibowo juga mengungkapkan bahwa sistem pengawasan ujian nasional (UN) pada tahun 2011 mendatang akan diubah. Rencananya dalam pengawasan, perguruan tinggi hanya akan turut memantau pada UN tingkat SMA/SMK/MA.
Menurutnya, dalam pelaksanaan UN, tim pengawas independen dari perguruan tinggi tetap dilibatkan, tapi itu hanya di tingkat SMA/SMK/MA saja. Sedangkan untuk SMP/MTs, dan tingkat SD hanya melibatkan Dinas Pendidikan Provinsi masing-masing daerah. “Jadi perguruan tinggi tidak ikut terlibat dalam pemantauan UN tingkat SMP/MTs. Pasalnya, kelulusan SMP/MTs nanti akan digunakan untuk tingkat SMA/SMK,” jelasnya.
sumber dari: http://ujiannasional.org/perubahan-mendasar-un-2011.htm

Label:


>>selengkapnya...☞
posted by admin @ 23.39   0 comments
KISI-KISI UN 2011 BAHASA MANDARIN SMA/MA (PROGRAM BAHASA)
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
INDIKATOR
Membaca :
Memahami berbagai ragam wacana tulis sederhana dalam bentuk paparan dan atau dialog tentang identitas diri/kehidupan sekolah/kehidupan keluarga, kehidupan sehari-hari, kegemaran, wisata, pekerjaan, dan layanan umum.
Menentukan Hanyu Pinyin yang tepat untuk kata dan atau frasa yang digaris bawahi dalam sebuah kalimat
Menentukan kata ganti, kata depan, kata sambung, kata bantu, keterangan waktu dan atau bilangan yang tepat pada suatu kalimat dalam bentuk kalimat positif/negatif/interogatif
Menentukan kata benda, kata kerja, kata sifat dan atau kata bantu bilangan yang tepat pada suatu kalimat dalam bentuk kalimat positif/negatif/introgatif
Menentukan kalimat yang tepat sesuai dengan kaidah struktur bahasa Mandarin
Menentukan kalimat komunikatif yang tepat untuk melengkapi dialog tertentu
Menentukan frasa dan atau kalimat yang tepat sesuai gambar yang disajikan
Menentukan informasi dari sebuah wacana tulis sederhan
Menulis :
Mengungkapkan pendapat, perasaan, dan pikiran secara tertulis dengan menggunakan ungkapan komunikatif, kosa kata, dan struktur/pola kalimat yang tepat, tentang identitas diri, kehidupan sekolah, kehidupan keluarga, kehidupan sehari-hari, kegemaran, wisata, pekerjaan dan layanan umum
Menentukan jumlah bihua yang tepat berdasarkan Hanzi yang diberikan
Menentukan Hanzi yang tepat berdasarkan bushou yang diberikan
Menentukan Hanzi yang tepat sesuai dengan Hanyu pinyin yang terdapat dalam suatu kalimat bertuliskan aksara Han


Label:


>>selengkapnya...☞
posted by admin @ 23.31   0 comments
Kisi-kisi Soal UN Bahasa Indonesia SMP 2010-2011
Sabtu, 11 Desember 2010

NO

ASPEK

KEMAMPUAN YANG DIUJI

STANDARD KOMPETENSI KELULUSAN

1

Membaca

  1. Menentukan isi dan bagian suatu paragraf
  2. Menentukan kritik terhadap isi bacaan
  3. Menentukan isi dan penyajian  teks berita, opini/tajuk
  4. Menentukan kalimat fakta/pendapat
  5. Menyimpulkan isi paragraf
  6. Menentukan isi tajuk
  7. Menyimpulkan isi grafik, tabel, bagan, peta, denah.
  8. Menentukan perbedaan unsur intrinsik beberapa novel
  9. Menentukan unsur intrinsik drama
  1. Artikel, berita, opini/tajuk, tabel, bagan, grafik, peta, denah.
  2. Berbagai karya sastra berbentuk puisi, cerpen, novel, d drama

2

Menulis

  1. Menulis catatan pengalaman pada buku harian
  2. Menentukan isi pesan singkat sesuai konteks
  3. Menulis/menentukan paragraf laporan
  4. Menulis/melengkapai surat pribadi
  5. Menulis/melengkapi surat resmi
  6. Menulis/menentukan rangkuman
  7. Menulis/menentukan slogan
  8. Menulis/melengkapi petunjuk melakukan sesuatu
  9. Menulis/melengkapi kutipan pidato
  10. Menentukan unsur karya ilmiah(perumusan pemasalahan karya ilmiah, latar belakang karya ilmiah)
  11. Menyuntingkalimat ejaan/tanda baca, pilihan kata
  12. Menulis/melengkapi pantun
  13. Menulis/melengkapi puisi
  14. Menulis/melengkapi drama

Menulis karangan non sastra dengan menggunakan kosakota yang bervariasi dan efektif dalam bentuk buku harian, surat resmi, surat pribadi, pesan singkat, laporan, petunjuk, rangkuman, slogan dan poster, iklan baris, teks pidato, karya ilmiah, dan menyunting serta menulis karya sastra puisi dan drama.

Label:


>>selengkapnya...☞
posted by admin @ 11.09   0 comments
Klasifikasi Strategi Pembelajaran
Senin, 06 Desember 2010
Klasifikasi strategi pembelajaran adalah pengelompokan strategi pembelajaran berdasarkan segi-segi yang sejenis yang terdapat dalam setiap strategi pembelajaran. Pengelompokan ini dapat dilakukan berdasarkan komponen-komponen yang terdapat dalam proses pembelajaran. Berikut ini dipaparkan komponen-komponen yang terdapat dalam proses pembelajaran yang dikemukakan oleh Gulo (2002).

1. Tujuan Pembelajaran
Dalam proses pembelajarandikenal dua macam tujuan pengajaran, yaitu tujuan instruksinal (instructional effect) dan tujuan iringan (nurturant effect). Tujuan instruksional dinyatakan secara eksplisit dalam GBPP (Gariw-Garis Besar Program Pengajaran), sedangkan tujuan iringan tidak terdapat dalam GBPP,tetapi bergantung pada pengajar dalam merancang strategi pembelajarannya. Tujjuan iringan diperoleh peserta didik jika ia terlibat dalam proses pembelajaran. Tujuan iringan diperoleh peserta didk melalui penampilan pengajar, situasi yang diciptaakan pengajar dalam mengelola pelajaran, dan penampilan pribadi pengajar. Sikap disiplin seorang pengajar akan menurun kepada peserta didiknya.
Tujuan pengajaran yang berbeda mengharuskan pengajar memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang berbeda pula. Tujuan pengajaran yang berorientasi pada pembentukan sikap tentu tidak akan dapat dicapai denganstrategi pembelajaran yang berorientasi pada dimensi kognitif. Tujuan pengajaran merupakan faktor atau acuan yang harus dipertimbangkan dalam memilih strategi pembelajaran.

2. Pengajar
Setiap pengajar dituntuut untuk meguasai berbagai kemampuan sebagai pengajar profesional dalam bidangnya. Peran pengajardalam kegiatan pembelajaran bukan sekedar menjalankan proses pembelajaran secara teknis mekanis menurut ketentuan-ketentuan yang ada. Ia adalahorang yang bertanggung jawab dalammelaksanakan tugasnya. Dalam melaksanakan pekerjaannya ia tidak bergantung padatugas itu sendiri, tetapi bergantung pula pada wawasan kependidikan yang dimilikinya. Wawasan kependidikan pengajar pada hakikatnya menunjuk pada cara seorang pengajar melihat dirinya dan tugas-tugasnya yang bersumber pada pandangan hidup yang dimilikinya.
Adapun perbedaan dalam memilih strategi pembelajaran yang akan digunakan oleh seorang pengajar yang lain pada tahap program, disebabkan oleh adanya perbedaan pengalaman, pengetahuan, kemampuan menyajikan pelajaran, gaya mengajar, pandangan hidup, dan wawasan masing-masing.

3. Peserta Didik
Hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih dan menetukan strategi pembelajaran yang tepat adalah pesertadidik. Hal ini disebabkan adanya perbedaan latar belakang ari masing-masing peserta didik, seperti lingkungan sosial, gaya belajar, keadaan ekonomi, dan tingkat kecerdasan. Makin tinggi kemajemukan masyarakat, makin bear pula perbedaan atau variasi ini di dalam kelas.

4. Materi Pelajaran
Komponen ini merupakan salah satu masukan yang harus dipertimbangkan dalam memilih strategi pembelajaran. Materi pelajaran dapat dibedakan antara materi formal dan materi informal. Materi formal adalah isi pelajaran yang terdapat dalam buku teks resmi di sekolah, sedangkan materi informal adalah bahan-bahan pelajaran yang bersumber dari lingkungan sekolah yang bersangkutan. Bahan-bahan yang bersifati informal ini dibutuhkan agar pengajaran lebih relevan dan aktual serta faktual.

5. Metode Pengajaran
Adanya berbagai metode pengajaran perlu dipertimbangkan dalam strategi pembelajaran. Ini perlu karena pemakaian suatu metode akan mempengaruhi bentuk strategi pembelajaran.

6. Media Pengajaran
Dewasa ini tersedia bermacam-macam media pengajaran, mulai dari yang tradisional sampai yang paling canggih, seperti peralatan laboratorium yang modern, komputer, LCD, dan lainya. Keberhasilan program pengajaran tidak semata-mata tergatung dari canggih atau tidaknya media yang digunakan, tetapi dari ketepatan dan keefektifan media yang digunakan oleh pengajar. Media pengajran yang tersedia akan berpengaruh pada pemilihan strategi pembelajaran.

7. Faktor Administrasi dan Finansial
Aktor-faktor yang tidak boleh diabaikan dalam pemilihan strategi pembelajaran adalah segi administrasi dan finansial, seperti jadwal pelajaran, kondisi gedung, dan ruang belajar. Pada intinya, sarana dan prasarana harus menjadi faktor penunjang yang benar-benar berfungsi selama proses pembelajaran brelangsung. Keberadaan variabel ini merupakan sebuah keharusan. Demikian pula, berkenaan dengan masalah pendanaan atau finansial. Kelancaran proses belajarpun sering bergantung pada faktor ini

Label:


>>selengkapnya...☞
posted by admin @ 14.21   1 comments
Jenis Strategi Pembelajaran
Dalam interaksi kegiatan pembelajaran di kelas, baik pengajar maupun peserta didik mempunyai peranan yang sama pentingnya. Perbedaaannya terletak pada fungsi dan peranannya masing-masing. Pengajar tentunya harus mempunyai kelebihan-kelebihan tertentu dibandingkan peserta didiknya, yang akan digunakan untuk membelajarkan peserta didik. Untuk itu peranan pengajar dalam kegiatan pembelajaran ialah berusaha secara terus menerus untuk membantu peserta didiik membangun potensi yang dimilikinya. Pengajar harus memilih dan menentukan strategi pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran.
Dalam memilih dan menentukan strategi pembelajaran diperlukan pendekatan tertentu. Pendekatan merupakan sudut pandang atau titik tolak untuk memahami seluruh persoalan alam proses pembelajaran. Sudut pandang menggambarkan cara berfikir dan sikap seorang pengajar dalam menjalankan atau melaksanakan profesinya. Seorang pengajar yang profesional tidak hanya berpikir tentang apa yang akan diajarkan dan bagaimana diajarkan, tetapi juga tentang siapa yang akan menerima pelajaran, apa makna belajar bagi peserta didik, dan kemampuan apa yang ada pada peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini berimplikasi bahwa seorang pengajar harus mengetahui dan menguasai berbagai strategi pembelajaran dalam proses kegiatan pembelajarannya. Pengajar harus pandai memilih strategi pembelajaran yang tepat agar peserta didik dapat belajar secara efektif dan efisien, serta mencapai tujuan yang diharapkan. Strategi pembelajaran merupakan kegiatan pembelajaran yang dipilih oleh pengajar dalam proses pembelajaran yang dapat membantu dan memudahkan peserta didik ke arah tercapainya tujuan pengajaran tertentu.

Strategi Pembelajaran Berdasarkan Penekanan Komponen Dalam Program Pengajaran
Seperti telah dikemukakan di atas, berdasarkan komponen yang mendapat tekanan dalam program pengajaran,terapat tiga macam strategi pengajaran, yaitu (1) strategi pembelajaran yang berpusat pada pengajar, (2) strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, dan (3) strategi pembelajaran yang berpusat pada materi pengajaran.
1. Strategi Pembelajaran yang berpusat pada Pengajar
Strategi pembelajaran yang berpusat pada pengajar merupakan strategi yang paling tua, disebut juga strategi pembelajaran tradisional. Ada yang berpendapat bahwa mengajar adalah menyampaikan informasi kepada peserta didik. Dalam pengertian demikian, tekanan strategi pembelajaran berada pada pengajar itu sendiri. Pengajar berlaku sebgai sumber informasi yang mempunyai posisi sangat dominan. Pengajar harus berusaha mengalihkan pengetahuannya kepada peserta didik dan menyampaikan keterang atau informasi sebanyak-banyaknya kepada peserta didik. Belajar dalam pendekatan ini adalah usaha untuk menerima informasi dari pengajar sehingga dalam aktivitas pembelajaran peserta didik cenderung menjadi pasif. Strategi pembelajaran yang berpusat pada pengajar ini disebut dengan teacher center strategies.
Teknik penyajian pelajaran yang paralel dengan strategi pembelajaran ini adalah teknik ceramah, teknik demonstrasi, dan teknik antar disiplin.
2. Strategi Pembelajaran yang berpusat pada Peserta Didik
Tujuan mengajar adalah membelajarkan peserta didik. Membelajarkan berarti meningkatkan kemampuan peserta didik untuk memproses, menemukan, dan menggunakan informasi bagi pengembangan diri peserta didik dalam konteks lingkungannya. Strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik, atau student center strategies, bertitik tolak pada sudut pandang yang memberi arti bahwa mengajar merupakan usaha untuk menciptakan sistem lingkungan yang mengoptimalkan kegiatan belajar. Mengajar dalam arti ini adalah usaha untuk menciptakan suasana belajar bagi peserta didik secara optimal. Yang menjadi pusat perhatian adalah peserta didik, menitik beratkan pada usaha meningkatkan kemampuan peserta didik untuk menemukan,memahami, dan memproses informasi.
Peserta didik bukan ojek pendidikan karena sebagai manusia ia adalah subjek dalam modalitas. Dalam proses pembelajaran peserta didik berusaha secara aktif untuk mengembangkan dirinya di bawah bimbingan pengajar. Oleh karena itu, dalam kegiatan pembelajaran peserta didik harus diperlakukan dan memperlakukan dirinya bukan sebagai objek, tetapi sebagai subjek aktif.dalam proses pembelajaran peserta didik adalah manusia yang menjalani perubahan untuk menjadikan dirinya sebagai seorang individu dan personal yang mempunyai kepribadian dengan kemampuan tertentu. Dengan kata lain, aktualisasi diri (self actualization).
Berdasarkan pemahaman tersebut,strategi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik adalah strategi pembelajaran yang memberi kesempatan seluas-luasnya kepada peserta didik untuk aktif dan berperan dalam kegiatan pembelajaran. Dalam strategi pembelajaran ini pengajar berperan sebgai fasilitator dan motivator. Pengajar membantu peserta didik untuk mengembangkan dirinya secara utuh sehingga pengajar harus mengenal potensi-potensi yang dimiliki peserta didik untuk dikembangkan.
Teknik yang paralel dengan strategi pembelajaran iniadalah tekni inquiri (inquiry), teknik satuan pengajaran (unit teaching), teknik advokasi, teknik diskusi, teknik kerja kelompok, teknik penemuan (discovery), teknik eksperimen, teknik kerja lapangan, tenik sosiodrama, teknik non directive, dan teknik penyajian khusus.

3. Strategi Pembelajaran yang berpusat pada Materi Pengajaran
Materi pelajaran dapat dibedakan antara materi formal dan materi informal. Materi formal adalah pelajaran yang terdapat dalam buku teks resmi di sekolah sedangkan materi informal adalah bahan pelajaran yang bersumber dari lingkungan sekolah yang bersangkutan. Bahan-bahan yang bersifat informal ini dibutuhkan agar pengajaran lebih relevan dan aktual atau berdasarkan situasi nyata.
Pendidikan yang berlangsung di lembaga pendidikan formal adalah pendidikan yang terarah pada tujuan tertentu. Salah satunya berorientasi pada disiplin ilmu pengetahuan, yang mengantar peserta didik pada penguasaan ilmu pengetahuan atau materi pengajaran. Sehubungan dengan itu, maka strategi pembelajaran diarahkan dan disusun berdasarkan disiplin ilmu pengetahuan atau materi pengajaran yang menjadi sasarannya. Pada hakikatnya, suatu strategi pembelajaran terdiri atas semua komponen materi atau paket pengajaran dan prosedur yang akan digunakan untuk membantu peserta didik dalam mencapai tujuan pengajaran tertentu.
Strategi pembelajaran yang berpusat pada materi pengajaran, atau yang disebut dengan material center strategies bertitik tolak pada pendapat yang mengemukakan bahwa belajara adalah usaha untuk memperoleh dan menguasai informasi. Dalam hal ini,strategi pembelajaran dipusatkan pada materi pelajaran. Menurut Gulo (2002) dalam strategi ini perlu diperhatikan dua hal.
Pertama, kecenderungan pada dominasi kognitif dimana pendidikan afektif dan keterampilan kurang mendapat perhatian yang memadai dalam kerangka peningkatan kualitas manusia seutuhnya.
Kedua, materi pelajaran yang disampaikan di kelas dan yang dimuat dalam buku teks, akan makin usang dengan makin pesatnya perkembangan dalam bidang pengetahuan dan teknologi. Materi pelajaran lebih berfungsi sebagai masukan (input) yang akan berbaur dalam proses pembelajaran.
Strategi pembelajaran yang berpusat pada materi berkembang seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan yang disertai arus globalisasi yang berakibat pengajar tidak lagi menjadi sumber informasi. Sekolah tidak mungkin lagi menjadi satu-satunya sumber informasi, karena banyak media yang dapat digunakamn untuk mendapatkan informasi, seperti melalui media massa dan elektronik.
Teknik penyajian yang paralel dengan strategi pembelajaran yang berpusat pada materi pelajaran adalah tutorial, teknik modular, dan teknik pengajaran terpadu (antardisiplin), teknik secara kasuistik, teknik kerja lapangan, teknik eksperimen, dan teknik demonstrasi.

Label:


>>selengkapnya...☞
posted by admin @ 14.08   0 comments
Strategi Pembelajaran berdasarkan Kegiatan Pengolahan Pesan atau Materi
Berdasarkan kegiatan pengolahan pesan atau materi,maka strategi pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu strategi pembelajaran ekspositoris dan strategi pembelajaran heuristik atau kurioristik.

1. Strategi Pembelajaran Ekspositoris
Strategi pembelajaran ekspositoris merupakan strategi pembelajaran berbentuk penguraian, baik berupa bahan tertulis maupun penjelasan atau penyajian verbal. Pengajar mengolah materi secaratuntas sebelum disampaikan di kelas. Strategi pembelajaran ini menyiasati agar semua aspek dari komponen-komponen pembentuk sistem instruksional mengarah pada sampainya isi pelajaran kepada peserta didik secara langsung. Dalam strategi ini pengajar berperan sangat dominan, sedangkan peserta didik berperan sangat pasif ataumenerima saja.
Teknik penyajian pelajaran yang paralel dengan strategi ini adalah teknik ceramah, teknik diskusi, teknik interaksi massa, teknik antar disiplin, teknik simulasi, teknik demonstrasi, dan teknik team teaching.

2. Strategi Pembelajaran Heuristik atau Kurioristik
Strategi pembelajaran heuristik adalah strategi pembelajaran yang bertolak belakang dengan strategi pembelajaran ekspositoris karena dalam strategi ini peserta didik diberi kesempatan untuk perperan dominan dalam proses pembelajaran. Strategi ini menyiasati agar aspek-aspek komponen pembentuk sistem instruksional mengarah pada pengaktifan peserta didik mencari dan menemukan sendiri fakta, prinsip, dan konsep yang mereka butuhkan.
Dalam strategi heuristik pengajar pertama-tama mengarahkan peserta didik kepada data-ata terpilih, selanjutnya peserta didik meumuskan kesimpulan berdasarkan data-data tersebut. Bila kesimpulan tepat, tercapailah tujuan strategi pembelajaran ini dan proses berakhir. Sebaliknya, bila kesimpulan salah, pengajar bisa memberikan data baru sampai peserta didik memperoleh kesimpulan yang tepat. Dalam strategi ini pengajar hanya mengarahkan dan menuntun sampai peserta didik isa menemukan sendiri.
Strategi pembelajaran heuristik adalah sebuah strategi yang menyiasati agar aspek-aspek ari komponen-komponen pembentuk sistem instruksional mengarah kepada pengaktifan peserta didik, mencari dan menemukan sendiri fakta, pinsip dan konsep yang mereka butuhkan.
Teknik penyajian yang paralel dengan strategi pembelajaran ini adalah inkuiri (inquiry), pemecahan masalah (problem solving), eksperimen, penemuan (discovery), teknik nondirektif, penyajian secara kasus, dan teknik penyajian kerja lapangan.

Label:


>>selengkapnya...☞
posted by admin @ 14.05   0 comments
Strategi Pembelajaran berdasarkan Pengolahan Pesan atau Materi
Strategi pembelajaran berdasarkan cara pengolahan atau memproses pesan atau materi dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu strategi pembelajaran deduktif dan strategi pembelajaran induktif.

1. Strategi Pembelajaran Deduktif
Dalam strategi pembelajaran deduktif pesan diolah mulai dari hal yang umum kepada hal yang khusus, dari hal abstrak kepada hal yang nyata, dari konsep-konsep yang astrak kepada contoh-contoh yang konkrit, dari sebuah premis menuju ke kesimpulan yang logis. Langkah-langkah dalam strategi deduktif meliputi tiga tahap. Pertama, pengajar memilih pengetahuan untuk diajarkan.
Kedua, pengajar memberi pengetahuan kepada peserta didik.
Ketiga, pengajar memberikan contoh-contoh dan membuktikannya kepada peserta didik. Misalnya, bila diambil contoh untuk pengajaran tentang kalimat tunggal, maka pengajar memulai dengan definisi kalimat tunggal, contoh-contoh kalimat tunggal, dan dilanjutkan dengan penjelasan ciri-ciri kalimat tunggal.
Teknik penyajian pelajaran yang paralel dengan straegi pembelajaran deduktif adalah teknik ceramah.

2. Strategi Pembelajaran Induktif
Strategi pembelajaran induktif adalah pengolahan pesan yang dimulai dari hal-hal yang khusus, dari peristiw-peristiwa yang bersifat individual menuju generalisasi, dari pengalaman-pengalaman empiris yang individual menuju kepada konsep yang bersifat umum. Menurut Kenneth B. Anderson ada beberapa langkah untuk menentukan strategi pembelajaran induksi.
Pertama, pengajar memilih bagian dari pengetahuan, aturan umum, prinsip, konsep, yang diajarkan.
Kedua, pengajar menyajikan contoh-contoh spesifik untuk dijadikan bagian penyusunan hipotesis.
Ketiga, bukti-bukti disajikan dengan maksud membenarkan atau menyangkal berbagai hipotesis tersebut. Keempat, menyimpulkan bukti dan contoh-contoh tersebut. Bila strategi pembelajaran induksi diterapkan untuk pengajaran kalimat tunggal seperti pada strategi pembelajaran deduktif di atas, maka pengajar terlebih dahulu memberikan contoh-contoh kalimat tunggal, kemudian dijelaskan ciri-ciri kalimat tunggal sehingga peserta didik dapat mendefinisikan sendiri tentang kalimat tunggal.
Teknik penyajian yang paralel dengan teknik ini adalah teknik penemuan (discovery), teknik satuan pengajaran (unit teaching), teknik penyajian secara khasus, dan teknik nondirektif.

Label:


>>selengkapnya...☞
posted by admin @ 13.59   0 comments
Strategi Pembelajaran Berdasarkan Cara Memproses Penemuan
Berdasarkan cara memproses penemuan, strategi pembelajaran dibedakan atas strategi ekspositoris dan strategi penemuan (discovery).
1. Strategi Pembelajaran Ekspositori
seperti telah dikemukakan pada postingan sebelumnya, strategi pembelajaran ekspositoris merupakan strategi berbentuk penguraian yang dapat berupa bahan tertulis atau penjelasan (presentasi) verbal. Pengajar mengolah secara tuntas pesan atau materi sebeum disampaikan di kelas. Strategi pembelajaran ini menyiasati agar semua aspek dari komponen-komponen pembentuk sistem instruksional mengarah paada tersampaikannya isi pelajaran (informasi) kepada peserta didik secara langsung.
2. Strategi Pembelajaran Discovery
Dalam bukunya, Rustiyah (2001) dalam Dadang Suhendar, mengemukakan bahwa discovery atau penemuan adalah proses mental peserta didik yang mampu mengasimilasikan sebuah konsep atau prinsip.yang dimaksud dengan proses mental tersebut antara lain ialah mengamati, mencerna, mengerti, menggolongkan, menduga atau memperkirakan, menjelaskan, mengukur, dan membuat kesimpulan. Yang tergolong ke dalam konsep misalnya,segitiga, panas, demokrasi. Sedangkan yang dimaksud dengnan prinsip, mialnya, logam bila dipanaskan akan mengembang.
Dalam strategi pembelajaran ini peserta didik dibiarkan menemukan sendiri dan mengalami proses menal itu sendiri. Pengajar hanya membeimbing dan memberikan instruksi (petunjuk).
Dalam strategi discovery pengajar harus berusaha meningkatkan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Strategi discovery dapat memantu peserta didik untuk memperoleh berbagai peningkatan:

  1. Mengembangkan, memperbanyak kesiapan, serta penguasasn keterampilan dalam proses kognitifnya;
  2. Memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat individual shingga dapat kokoh tersimpan dalam jiwa perserta didik;
  3. Membangkitkan gairah belajar para pesesrt didik;
  4. Memerikan kesempatan kepada peserta didik untuk berkembang dan maju sesuai dengan kemampuannya masing-masing;
  5. Mengarahkan peserta didik untuk memiliki motivasi yang kuat sehingga belajar lebih giat;
  6. Memperkuat dan menambah kepercayaan diri peserta didik dengan proses penemuannya.

Kelemahan strategi pembelajaran discovery adalah bahwa akan kurang efektif bila diterapkan pada kelas yang jumlah peserta didiknya banyak atau besar. Strategi inipun tidak akan berhasil apabila tidakmemberikesempatan kepada peserta didik untuk berpikir secara kreatif. Dengan kata lain, teknik ini terlalu mementingkan proses pengertian saja dan kurang memperhatikan pembentukan atau perkembangan sikap dan keterampilan bag peserta didik, serta memerlukan kesiapan dan kematangan mental peserta didik. Peserta didik harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan sekitar proses pembelajaran dengan baik.
Teknik penyajian yang paralel dengan strategi ni adalah teknik discovery itu sendiri, teknik karya wisata, teknik kerja lapangan, dan teknik nondirektif.

Label:


>>selengkapnya...☞
posted by admin @ 13.54   0 comments
Penggolongan Strategi Belajar
Minggu, 05 Desember 2010
Strategi belajar dapat digolongkan menjadi beberapa cara.
Pertama, strategi belajar digolongkan atas atrategi utama dan strategi pendukung, atau strategi langsung dan strategi tak langsung. Strategi utama dipakai secara langsung dalam mencerna materi pembelajaran, sedangkan strategi pendukung dipakai untuk mengembangkan sikap belajar dan membantu pembelajar dalam mengatasi gangguan, kelelahan, frustasi dan sebagainya.
Kedua, strategi belajar dibedakan atas strategi kognitif dan strategi metakognitif. Strategi kognitif dipakai untuk mengelola mater pembelajaran agar dapat diingan untuk jangka waktu yang lama. Sedangkan strategi metakognitif adalah langkah yang dipakai untuk mempertimbangkan proses kognitif, seperti monitoring diri sendiri, dan penguatan diri sendiri.
Ketiga, strategi belajar dapat dapat juga digolongkan atas strategi sintaksis dan strategi semantik. Strategi sintaksis menggunakan kata fungsi, awalan, akhiran, dan penggolongan kata. Sedangkan strategi semantik berhubungan dengan obyek nyata, situasi, dan kejadian.
Sejumlah ahli menggolongkan pula strategi belajar atas strategi belajar sosial dan nonsosial. Strategi belajar sosial berkaitan dengan upaya pembelajar mendapatkan kesempatana berbahasa sebanyak mungkin, meningkatkan interaksi dengan penutur asli, dan meningkatkan motivasi belajar. Termasuk ke dalam katagori ini adalah cara bagaimana mengajukan pertanyaan, memberi penjelasan, gerakan bada, jarak badan dengan lawan bicara, dan sebagainya.
Subyantoro dkk. (2004) mengungkapkan jenis-jenis utama strategi belajar dilihat dari karakteristik belajar setiap individu yang terbagi atas:
1) strategi mengulang
strategi mengulang terdiri atas mengulang sederhana dan mengulang kompleks. Strategi mnegulang sederhana digunakan untuk sekedar membaca ulang materi tertentu dan hanya untuk menghafal saja. Contoh lain Strategi sederhana adalah menghafal nomor telepon, daftar bellanjaan, dan sebaginya. Memori yang sudah ada dalam pikiran dimunculkan kembali untuk kepentingan jangka pendek, seketika, dan sederhana.
Penyerpan bahan belajar yang lebih kompleks mmerlukan strategi mengulang kompleks. Menggarisbawahi ide-ide kunci, membuat catatan pinggir, dan menulis kembali inti informasi yang telah diterima merupakan bagian dari kegiatan mengulang kompleks.
2) strategi elaborasi
Beberapa bentuk strategi elaborasi adalah pembuatan catatan, analogi, dan PQ4R. PQ4R adalah singkatan dari Preview (membaca selintas dengan cepat), Question (bertanya), dan 4R singkatan dari read, reflect, recite dan review atau membaca, merefleksi, menanyakan pada diri sendiri dan mengulang secara menyeluruh. Strategi PQ4R merupaka strategi belajar elaborasi yang terbukti efektif dalam membantu peserta didik membaca informasi bacaan.
Strategi elaborasi adalah proses penambahan rincian sehingga informasi baru akan menjadi lebih bermakna. Dengan strategi elaborasi, pengkodean lebih mudah dilakukan dan lebih memberikan kepastian. Strategi elaborasi membantu pemindahan informasi baru dari memori di otak yang bersifat jangka pendek ke jangka panjang dengan menciptakan hubungan dan gabungan antar informasi baru dengan yang pernah ada
Pembuatan catan adalah straategi belajar yang menggabungkan antara informasi yang dimiliki sebelumnya dengan informasi baru yang diperoleh melalui proses mencatat. Dengan mencatat peserta didik dapat menuangkan ide-ide baru dariperpaduan kedua informasi itu. Sedangkan analogi merupakan carabelajar dengan perbandingan yang diibuat untuk menunjukkan persamaan antar ciri pokok benda atau ide. PQ4R adalah strategi yang digunakan untuk membantu peserta didik mengungat apa yang mereka baca.
3) strategi organisasi
Seperti halnya strategi elaborasi, srategi organisasi membantu pelaku belajar meningkatkan kebermaknaan bahan-bahan baru dengan struktur pengorganisasian baru. Strategi organisasi terdiri atas pengelompokkan ulang ide-ide atau istilah menjadi bagian yang paling kecil. Strategi tersebut juga berperan sebagai pengidentifikasi ide-ide atau fakta kunci dari sekumpulan informasi yang lebih besar. Bentuk srategi organisasi adalah outlining, yakni membuat garis besar. Peserta didik belajar menghubungkan berbagai macam topik atau ide-ide dengan beberapa ide utama. Mapping, yang lebih dikenal dengan pemetaan konsep, dalam beberapa hal lebih efektif dari pada outlining. Mnemonics, membentuk katagori khusus dan secara teknis dapat diklasifikasikan sebagai satu strategi, elaborasi atau organisasi. Mnemonics membantu pembentukan asosiasi, yang secara alamiah tidak ada yang membantu pengoragisasian informasi menjadi memori kerja. Strategi mnemonics teridiri atas pemotongan, akronim, dan kata berkait.
4) strategi metakognitif
Metakognitif berhubungan dengan berpikir peserta didik tentang berpikir mereka sendiri dan kemampuan menggunakan strategi belajar dengan tepat. Metakognisi memiliki dua komponen, yakni pengetauan tentang kognisi dan mekanisme pengendalian atau monitoring kognisi. Metakognisi mementingkan learning how to learn, yaitu belajar bagaimana belajar.
Strategi metakognitif merujuk pada teori pemrosesan-informasi yang menujukkan pelaksanaan fungsi, yaitu strategi yang melibatkan perencanaan pembelajaran, perenungan proses pembelajaran pada saat pelaksanaan fungsi berlangsung, memonitor pemahaman dan produk sendiri, dan mengevaluasi pembelajaran setelahmenyelesaikan suatu aktivitas.
Dengan kata lain yang termasuk dalam kelompok strategi metakognitif adalah advance organizer, perhatian yang diarahkan, perhatian terpilih, managemen diri sendiri, perencanaan fungsional, produksi ganda, dan evaluasi diri.
Strategi metakognitif berhubungan dengan proses berpikir peserta didik tentang berpikir mereka sendiri dan kemampuan menggunakan strategi belajar dengan tepat. Metakognitif memiliki dua komponen yaitu pengetahuan tentang kognisi dan dan mekanisme pengendalian atau monitoring kognisi. metakognitif merupakan istilah umum yang berarti berpikir tentang berpikir. Strategi ini membuat para peserta didik menyadari proses membaca dan memecahkan masalah. Mereka akan menjdai lebih menyadari ketrampilan yang diperlukan untuk situasi belajar tertentu.
Disamping dapat mengidentifikasi proses atau ketramppilan yang diperlukan untuk melakukan suatu tugas, para peserta didik harus dapat menentukan apakan mereka menggunakan ketrampilan tersebut secaraa benar. Strategi metakognitif ini adalah langkah yang dipakai untuk mempertimbangkan proses kognitif, seperti pemantauan diri sendiri, penilaian diri sendiri, dan pemantapan diri sendiri.

Label:


>>selengkapnya...☞
posted by admin @ 13.27   0 comments
Pengertian Belajar
Kata belajar berarti berusaha untuk memperoleh kepandaian atau ilmu. Dalam bahasa sederhana kata belajar dimaknai sebagai menuju ke arah yang lebih baik dengan cara sistematis. Bruner mengemukakan proses belajar yang terdiri atas tiga tahapan, yaitu tahap informasi, transformasi, dan evaluasi. Yang dimaksud dengan tahap infomasi adalah prosses penjelasan, penguraian atau pengarahan mengenai prinsip-prinsip struktur pengetahuan, ketrampilan, dan sikap. Tahap transformasi adalah proses peralihan atauperpindahan prinsip-prinsip struktur tadike dalam diri peserta didik. Proses transformasi dilakukan melalui informasi. Namun, informasi itu harus dianalisis, diubah atau ditransformasikan ke dalam bentuk yang lebih abstrak atau konseptual agar dapat digunakan dalam konteks yang lebih luas. Dalam hal ini peranan dan bantuan pengajar sangat diperlukan.
Teori belajar lain dikemukakan oleh Gagne yang menetapkan proses belajar melalui analisis yang cermat dalam suatu kontribusi pengajaran. Ia membuat kontribusi pengajaran berdasarkan gambaran varieties of change (variasi perubahan). Yag dimaksud dengan varieties of change adalah perubahan tingkah laku yang terjadi pada diri anak didik. Perubahan-perubahan tersebut dmaknai berdasarkan beberapa tingkatan besar.
Varias perubahan itu dapat diamati melalui proses tingkah laku atau penampilan ana didik . ada enam jenis tingkah laku berturut-turut sebagai berikut:

  1. Jawaban yang khusus, suaut kegiatan belajar pesesrta didik yang ditampilka melalui proses stimulus (S) – respon (R). S adalah situasi yang memberi stimulus, sedangkan R adalahrespon atas stimulus;
  2. Untaian atau rangkaian, suatukegiatan belajar yang terjadi berdasarkan rentetan atu rangkaian respons yang dihubung-hubungkan;
  3. Perbedaan yang beragam, proses yang terjadi atas serangkaian respon yang khusus;
  4. Penggolongan, jenis belajar yang terjadi atas penggolongan suatu benda, keadaan, atau perbuatan yang sesuai dengan situasi;
  5. Menggunakan urutan, suatu kecakapan untuk berbuat atau bertindak sesuai dengan landasan konsepnya;
  6. Memecahkan masalah, kemampuan berpikir, menganalisis, dan memecahkan masalah.

Kata belajar berarti proses perubahan tingkah laku pada peserta didik akibat adanya interaksi antar individu dan lingkungannya melalui pengalaman dan latihan. Perubahan ini terjadi secara menyeluruh, menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Subana dan Sunarti memberikan pengertian strategi pembelajaran sebagi berikut;

  1. Pola umum atau karakteristik abstrak dari rentetan perbuatan pengajar dan peserta didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar,
  2. Rencana menyeluruh menganai perbuatan pembelajaran yang serasi bagi pencapaian tujuan pengajaran (strategies of instruction),
  3. Rancangan atau pola yang digunakan untuk menentukan proses pembelajaran, merancang materi pelajaran, dan memandu pengajaran di kelas (models of teaching),
  4. Pola umum kegiatan peserta didik yang menggambarkan proses penentuan atau penciptaan situasi tertentu dalam perwujudan kegiatan pembelajaran sehingga terjadi perubahan tiingkah laku.

Sedangkan menurut Wiranataputra (2001) strategi pembelajaran merupaka kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perencanaan pengajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Berdasarkan pendapat-pendapat diatasdapat disimpulkan bahwa mengajar pada hakikatnya adalah melakukan kegiatan belajar sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
Ada empat strategi dasar dalam proses pembelajaran;

  1. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkahlaku dan kepribadian anak dididk sebagaimana yang diharapkan;
  2. Memilih sistem pendekatan pembelajaran berdasarkanaspirasi dan pandangan hidup masyarakat;
  3. Memilih dan menetapkan prosedur, metode dan teknik pembelajaran yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat dijadikan pegangan oleh pengajar dalam menunaikan tugas mengajarnya;
  4. Menetapkan norma-norma dan batas minmal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehiingga dapat dijadikan umpan balik untuk penyempurnaan sistem instruksipnal yang bersangkutan secara keseluruhan

Label:


>>selengkapnya...☞
posted by admin @ 10.50   0 comments
Strategi Pembelajaran
Kamis, 02 Desember 2010
Tugas utama seorang pengajar adalah menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Agar kegiatan itu terselenggara dengan efektif, seorang pengajar harus mengetahui hakikat kegiatan mengajar, dan strategi pembelajaran. Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku melalui interaksi antara individu dan lingkungan dimana ia hidup. Dalam hal ini proses merupakan rangkaian kegiatan yang berkelanjutan, terencana, gradual, bergilir, berkeseimbangan, dan terpadu, yang secara keseluruhan mewarnai dan memberikan karakteristik terhadap proses pembelajaran. Dalam buku Strateg Belajar Mengajar, Gulo (2002) menjelaskan makna belajar sebagai seperangkat kegiatan mental intelektual, yang hakikatnya sebagai usaha untuk mengubah tingkah laku. Belajar adalah suatu proses yang berlangsung di dalam diri seseorang yang mengubah tingkah lakunya, baik tingkah lak dalam berfikir, bersikap, maupun berbuat.
Mengajar diartikan sebagai usaha menciptakan sistem lingkungan yang terdiri atas komponen mengajar, tujuan pengajaran, peserta didik, materi pelajaran, strategi pengajaran, media pengajaran, dan faktor administrasi serta biaya yang memungkinkan terjadinya proses belajar secara optimal. Mengajarpun dapat diartikan sebagai proses mendidik atau membelajarkan peserta didik yang diasumsikan mempunyai beberapa fungsi, antara lain mebantu menumbuhkan dan mentransformasikan nilai-nilai positif sambil memberdayakan serta mengembangkan potensi-potensi kepribadian peserta didik. Pemahaman terhadap mengajar ditentukan oleh prsepsi pengajar terhadap belajar. Kalau belajar dianggap sebagai usaha untuk memperoleh pengetahuan, maka mengajar adalah memberi informasi. Kalau belajar adalah usaha untuk memperoleh ketrampilan, maka mengajar adalah melatih ketrampilan. Kalau belajar adalah kegiatan untuk mengolah informasi, maka mengajar adalah usaha untuk mengoptimalkan kegiatan pembelajaran.
Proses pembelajaran mengarah pada peningkatan kualitas manusia secara utuh, meliputi dimensi kognitif-intelektual, ketrampilan dan nilai-nilai lainnya.

Pengertian Strategi
Strategi berasala dari bahasa Yunani strategia yang berarti ilmu perang ataupanglima perang. Berdasarkan pengertian ini, maka strategi adalah suatu seni merancang operasi di dalam peperangan, seperti cara-cara mengatur posisi atau siasat berperang, angkatan darat dan laut. Strategia dapat pula diartikan sebagai suatu ketrampilan mengatur suatu kejadian atau peristiwa. Secara umum sering dikemukakan bahwa strategi merupakan teknik yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Dalam bidang administrasi, strategi diartikan sebagai upaya yang bersifat makro, menyeluruh, jangka panjang dan didasarkan atas keputusan hasil penalaran. Strategi dimaknai pula sebagai tugas pokok lapisan sistem tingkat atas. Pada perkembangannya strategi digunakan dalam hampir semua disiplin ilmu.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi kedua (1989) strategi adalah ilmu dan seni menggunaka semua sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam peang dan damai. Yang dapat dianggap berkaitan langsung degan pengertia strategi dalam pengajaran bahwa strategi merupakan rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran khusus.
Dalam konteks pengajaran, menurut Gagne (1974) strategi adalah kemampuan internal seseorang untuk berfikir, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Artinya, bahwa proses pembelajaran akan menyebabkan peserta didik berfikir secara unik untuk dapat menganalisis, memecahkan masalah di dalam mengambil keputusan. Peserta didik akan mempunyai executive control, atau kontrol tingkat tinggi, yaitu analisis yang tajam, tepat, dan akurat. Sedangkan strategi secara kognisi adalah ebagai proses berfikir secara induktif yaitu membuat generalisasi dari fakta, konsep, dan prinsip dari apa yang diketahui seseorang (Bell Gredler, 1986). Strategi kognitif tidak berkaitan dnegan ilmu yang dimiliki seseorang, melainkan merupakan kemampuan berpikir internal yang dimiliki seseorang dan dapat diterapkan dalam berbagai bidang ilmu yang dimilikinya. Secara umum pengertian strategi adalah suatugaris-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan.
Keseluruhan pengertian strategi di atas merujuk pada aspek perencanaan yang cermat, terukur, dan dipersiapkan melalui mekanisme yang benar. Pengertian strategi tersebut diterapkan pada berbagai disiplin ilmu, termasuk kontek pengajaran.

Label:


>>selengkapnya...☞
posted by admin @ 15.15   0 comments
www.voa-islam.com
Previous Post
Archives
Links

© education Blogger Templates modified by blogger