Photobucket Photobucket 

javascript:void(0)
Share |
Photobucket Photobucket Photobucket
Buku Tamu
Tips membagi waktu
Sabtu, 23 Januari 2010
Banyak orang yang merasa pekerjaannya terlalu banyak sementara waktu yang diberikan sedikit. Tak heran kerap terdengar keluhan tentang kurang waktu. Bukan waktunya yang kurang, tapi jangan-jangan memang Anda yang tidak bisa mengelola dengan baik. Keseharian kita menuntut lebih banyak waktu bekerja yang kadang membuat kita merasa tidak cukup waktu atau kecolongan waktu. Hilangkan kebiasaan mengeluh itu, bisa jadi karena memang Anda yang salah mengatur waktu.
Waktu bagaikan pedang, pepatah yang sudah sering Anda dengar itu memang benar tapi mungkin sering dilupakan. Akibatnya, kita sering beralasan kurangnya waktu untuk mengerjakan tugas.
Andaikan satu hari lebih dari 24 jam, apa yang akan Anda lakukan?
Pertanyaan di atas sebenarnya tidak akan terjawab jika Anda selalu melakukan kebiasaan yang salah dalam mengatur waktu.
Kegiatan yang Anda lakukan pun akan sama-sama saja bahkan bisa jadi lebih banyak waktu yang akan Anda sia-siakan.
Komputer dan internet yang seharusnya membuat hidup lebih mudah justru membuat orang semakin sibuk. Pikiran ‘kurangnya waktu’ tidak akan pernah menyelesaikan masalah, yang perlu Anda lakukan hanyalah mengatur waktu agar lebih efektif dan lebih banyak kegiatan yang bisa Anda lakukan.
Dikutip dari
eHow
, ini dia tips untuk mengatur waktu lebih baik lagi.

1. Buatlah perencanaan sehari-hari.
Tuliskan dalam notebook Anda dan buatlah target penyelesaiannya. Awalnya mungkin sulit bagi Anda yang terbiasa menjalani aktivitas sehari-hari dengan prinsip ‘mengalir begitu saja’, tapi paksakan diri Anda untuk mencobanya dan perhatikan perubahan apa yang terjadi selanjutnya.

2. Kerjakan tugas ketika level semangat tinggi
Cobalah kerjakan tugas terutama pekerjaan yang sulit pada saat semangat Anda dalam level yang setinggi-tingginya. Jangan menundanya hingga esok hari ketika rasa malas mulai menghampiri Anda.

3. Jadwalkan waktu pribadi dan orang lain
Membuat jadwal untuk orang lain termasuk Anda sendiri akan membuat waktu terasa sangat efektif. Jadwalkan bangun di pagi hari lebih awal setengah atau satu jam dari biasanya, tidur lebih cepat, rencanakan piknik bersama pasangan di akhir minggu atau aturlah makan siang bersama teman-teman.

4. Buat prioritas
Prioritaskan apa yang seharusnya Anda selesaikan terlebih dahulu. Dalam prinsip ‘pareto’ dinyatakan bahwa 80 persen pencapaian datang dari 20 persen usaha, jadi berpikirlah strategis. Fokuslah pada usaha yang sekiranya mendapat pencapaian terbesar.

5. Delegasikan pekerjaan
Jika Anda merasa kesulitan dalam memyelesaikan pekerjaan, ada baiknya mendelegasikannya pada orang lain yang sekiranya dapat membantu. Minta tolong pada istri, anak-anak, teman atau pasangan bisa meringankan beban dan membuat waktu lebih efisien.

6. Belajar mengatakan ‘Tidak’
Gangguan bisa datang dari mana saja, belajarlah berkata ‘tidak’ untuk kegiatan-kegiatan tidak penting yang menyita waktu Anda. Jangan berbaik hati menjadi sukarelawan atau datang ke suatu acara jika Anda tidak memiliki waktu.

7. Hindari Menjadi Seorang ‘Perfeksionis’
Jangan menyia-nyiakan waktu hanya karena terobsesi mengerjakan sesuatu sesempurna mungkin. Anda dapat melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih banyak lagi ketimbang memikirkan suatu pekerjaan yang menurut Anda tidak sempurna-sempurna.
Originally published in Shvoong

Label:


>>selengkapnya...☞
posted by admin @ 23.35   0 comments
Guru
Selasa, 19 Januari 2010
Salah satu elemen pendidikan yang paling penting adalah guru. Gurulah yang memiliki peran besar dalam membangun kemampuan seseorang untuk hidup dan bertahan di zaman yang terus berubah ini secara terhormat atau dalan bahasa sosioreligius adalah bermoral dan berakhlak. Gurulah pilar dan sekaligus reservoar bangunan kemanusiaan.
Ketika terjadi fenomena kenakalan remaja seperti tawuran anar pelajar, penyalahgunaan obat terlarang , free sex, geng motor, pornografi dan sederetan permasalahan lainnya, dunia pendidikan dalam posisi yang serba salah. Banyak pihak yang menyalahkan guru. Mereka menuding guru pelajaran budi pekerti dan akhlak mulia tidak bersungguh-sungguh dalam menanamkan nilai-nilai budi pekerti atau kepribadian anak didiknya, mereka (dianggap) gagal.


Di tengah-tengah kegagalan tersebut, anyak orang berpendapat bahwa pendidikan moral hanya dapat dilaksanakan melalui pendidikan agama. Untuk memperbaiki moral generasi muda, pendidikan agama di sekolah haus ditingkatkan. Pendapat ini tidak sepenuhnya benar, namun juga tidak sepenuhnya salah. Pendidikan moral bukan hanya tanggung jawab guru agama, tetapi merupakan tanggungjawab seluruh pengajar, seluruh tenaga pendidik di sekolah.
Secara etimologis, guru adalah orang yang mendidik. Pengertian ini memberikan kesan bahwa guru adalah orang yang melakukan kegiatan dalam bidang pendidikan. Dalam bahasa Inggris, kata guru dikenal dengan teacher, juga disebut dengan istilah tutor yang berarti guru pribadi atau guru yang mengajar di rumah.
Sementara dalam bahasa Arab, kata guru dikenal dengan istilah mu’allim, murabbi, mudarris, muaddib, dan ustad. Dari beberapa istilah itu, memiliki makna yang berbeda sesuai dengan konteks kalimatnya, walauun memang dalam konteks tertentu mempunyai kesamaan makna.
Fungsi seorang guru tidak hanya memberikan ilmu pengetahuan (transfer of knowledge) kepada orang lain (murid), tetapi lebih dari itu, seorang guru juga harus mampu menanamkan nilai (values) serta membangun karakter (build of character) peserta didik.
Adapun pengertian guru secara terminologi, adalah orang yang kerjanya mengajar atau memberikan pelajaran di sekolah atau kelas. Secara lebih khusus, guru berarti orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang ikut bertanggung jawab dalam membantu anak-anak mencapai kedewasaan masing-masing. Guru dalam pengertian ini, bkanlah sekedar orang yang berdiri di depan kelas untuk menyampaikan materi pengetahuan tertentu, akan tetapi anggota masyarakat yang juga harus ikut aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam mengarahkan anak didiknya untuk menjadi anggota masyarakat sebagai orang dewasa.
Dari pengertian di atas, ada dua hal dapat ditarik sebuah benang merahnya, yaitu pertama, bahwa tugas seorang guru sangatlah berat, selain menyampaikan materi pelajaran di depan kelas juga harus membantu masyarakat mendewasakan anak didik. Kedua, guru berarti profesi tertentu yang dimiliki seseorang yang bertugas dalam dunia pendidikan dan pengajaran.
Guru adalah siapa saja yang bertanggungjawab terhadap perkembangan anak didik. Berdasarkan pengertian ini, guru tidak merupakan sebuah profesi atau keahlian tertentu yang melekat pada seseorang yang tugasnya berkaitan denagn pendidikan saja, melainkan memiliki cakupan makna yang lebih luas. Orang tua, guru sekolah, guru ngaji, tokoh masyarakat atau yang lainnya yang memiliki tanggung jawab terhadap perkembangan anak didik bisa disebut seorang guru.
Lebih dari itu, guru adalah orang yang bertanggung jawab dalam perkembangan anak didik denagn mengupayakan seluruh potensinya, baik potensi afektif, potensi kognitif, maupun potensi psikomotorik. Guru juga berarti orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan pada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai tingkat kedewasaan, serta mampu berdiri sendiri dalam memenuhi tugasnya sebagai umat manusia, juga harus mampu menjadi makhluk sosial dan makhluk individu yang mandiri.
Seorang guru pada hakekatnya membawa misi ganda dalam waktu yang bersamaan, yaitu misi agama dan misi ilmu pengetahuan. Misi agama menuntut guru untuk menyampaikan nilai-nilai ajaran agama kepada anak didik, sehingga anak didik dapat menjalankan kehidupan sesuai dengan norma-norma agama tersebut. Misi ilmu pengetahuan menuntut guru menyampaikan ilmu sesuai dengan perkembangan zaman.
Guru pantas mendapat penghormatan dan keduduka yang sangat tinggi, karena guru adalah spiritual father atau bapak rohani bagi murid-muridnya. Dengan guru, murid-murid dapat hidup dengan baik dan menyongsong tugas masa depannya dengan gemilang.

Label:


>>selengkapnya...☞
posted by admin @ 22.15   0 comments
Jurnal Pembelajaran (Learning Journal)
Jumat, 15 Januari 2010
Apa itu jurnal pembelajaran?

Jurnal pembelajaran (learning journal)- sering disebut pula jurnal reflektif – adalah sebuah dokumen yang secara terus-menerus bertambah dan berkembang, biasanya ditulis oleh seorang pembelajar untuk mencatat setiap kemajuan belajarnya.

Jurnal pembelajaran bukanlah:
  1. berisi ringkasan materi pelajaran, tetapi lebih fokus pada reaksi terhadap apa yang sedang dan telah dipelajari atau dibaca
  2. katalog belajar yang berisi peristiwa belajar yang dialami si pembelajar, tetapi merupakan catatan refleksi dan pemikiran atas apa apa yang sedang dan telah dipelajari
Siapa yang dapat menarik manfaat dari jurnal pembelajaran ?

Tentu saja jawabnya adalah pembelajar itu sendiri! Yang dimaksud pembelajar di sini adalah siapa pun yang merasa dirinya ingin terus meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya, bisa siswa, mahasiswa, guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, karyawan dan yang lainnya. Ada pepatah kuno yang mengatakan “Anda tidak tahu apa yang Anda ketahui sampai Anda menuliskannya” – Beberapa penelitian telah membuktikan kebenaran ungkapan ini. Dengan mengatakan pada diri sendiri apa yang telah dipelajari, seseorang dapat melacak kemajuan yang telah dicapainya. dam juga dapat melihat letak kesenjangan dari pengetahuan dan keterampilannya sendiri.

Bagaimana menulis sebuah jurnal pembelajaran?

Seratus tahun yang lalu, pendidikan jarak jauh dalam bentuk online belum ada. Begitu pula, untuk membeli buku-buku pelajaran harganya relatif masih mahal dan langka. Oleh karena itu, ketika para siswa (mahasiswa) sedang mengikuti pelajaran atau kuliah, terpaksa harus mencatat apa yang mereka dengar dari guru atau dosennya dan sebagian besar yang dicatatnya adalah ringkasan isi atau materi pelajaran (perkuliahan) yang bersangkutan. Tindakan membuat catatan dan memutuskan apa yang akan ditulis dalam buku catatan memang merupakan kegiatan utama dalam proses pembelajaran pada waktu itu .

Hari ini segala sesuatunya telah berubah, harga buku-buku sudah relatif murah dan mudah diakses. Di dunia maya banyak tersedia artikel dan buku-buku yang bisa diperoleh secara gratis. Oleh karena itu, daripada membuat catatan pelajaran atau catatan kuliah, lebih baik gunakan jurnal pembelajaran. Di antara keduanya memiliki titik tekan berbeda, tetapi pada dasarnya memiliki tujuan yang sama yaitu membantu untuk memahami apa yang sedang dipelajari.

Isi dalam jurnal pembelajaran dapat berupa:
  • Mencatat hal-hal yang menarik dan ingin ditindaklanjuti secara lebih dalam dari suatu buku atau artikel yang dibaca..
  • Mencatat pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam benak seputar topik materi yang dibaca atau dipelajari.
  • Mencatat tentang hal-hal utama yang baru saja diketahui dari bahan yang telah dipelajari. Dalam hal ini, terlebih dahulu upayakan mencatat dengan tanpa melihat bahan bacaan, setelah itu baru kemudian bandingkan dengan bahan bacaan yang dipelajari. Untuk memastikan apakah sudah benar-benar mampu mengingat dan memahaminya secara tepat.
  • Mencatat bahan yang relevan dari sumber lain yang telah dibaca, seperti artikel dalam surat kabar.
  • Mencatat tentang apapun yang telah temukan terkait dengan materi yang sedang dipelajari atau dibaca, dalam bentuk satu atau dua kalimat dan menuliskan bagaimana menemukannya.
  • Mencatat tentang refleksi atas apa yang telah dipelajari, hingga sejauhmana telah dapat memenuhi kebutuhan belajarnya.
  • Mencatat tentang cara belajar yang dilakukan berkaitan dengan apa yang dipelajari dengan cara yang berbeda.
  • Mencatat pemikiran yang belum sepenuhnya terpuaskan dan ingin diperbaikinya lebih lanjut, di dalamnya dapat mencakup refleksi perasaan dari apa yang dipelajarinya, kemajuan belajar, dan teori-teori yang berkembang dalam pikirannya.
Bagaimana Bentuk Jurnal Pembelajaran?

Bentuk jurnal pembelajaran dapat berupa tulisan tangan atau dengan menggunakan komputer, bergantung pada kesiapan dan kondisi yang tersedia.
Jurnal pembelajaran dapat berbentuk :

  • Lembaran kertas kecil, semacam buku saku yang memungkinkan setiap waktu dapat mencatat apa yang terpikirkan dari apa yang sedang dipelajari. Dalam bentuk yang lebih modern bisa memanfaatkan Handphone (jenis Communicator atau Blackberry, misalnya).
  • Selanjutnya, tulis ulang ke dalam buku jurnal khusus atau ditransfer dalam komputer yang dapat tersimpan lama dan menjadi sebuah referensi permanen tentang kemajuan belajar (Jika disimpan dalam hardisk, jangan lupa membuat back-up data dan membuat print out-nya, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya terkena virus atau terjadi kerusakan komputer yang dapat menyebabkan kehilangan data). Saat ini telah tersedia blog atau website, yang gratisan atau pun berbayar yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan jurnal pembelajaran. Jurnal pembelajaran dalam bentuk blog atau website akan jauh lebih efektif, karena lebih memungkinkan untuk terjadinya interaksi dengan orang lain sehingga akan dapat semakin memperkaya isi jurnal pembelajaran, yang pada gilirannya dapat semakin memotivasi dan memperkokoh proses belajar dari si pembuat jurnal itu sendiri.
Dalam jurnal pembelajaran dimungkinkan pula untuk memasukkan pemiikiran pribadi atau opini, baik untuk dipublikasikan maupun hanya sekedar ekspresi diri saja sebagai dokumen pribadi yang tidak perlu diketahui pihak lain. Bagi para pemula, aktivitas menulis memang menjadi sesuatu yang dianggap sulit sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama, tetapi seiring dengan terus menerus berusaha menulis niscaya pada akhirnya akan menjadi terbiasa dan tidak lagi menjadi hal yang sulit, dan waktu yang dibutuhkan pun relatif sedikit. Perkiraan kasar untuk dapat menulis sebuah tulisan jurnal cukup menghabiskan 1 jam satu jam dalam setiap minggunya. Untuk sementara waktu bagi para pemula, tulisan yang dibuat pun tidak perlu panjang-panjang, cukup hal-hal yang dianggap penting saja. Jika Anda menulis jurnal pembelajaran dalam bentuk blog atau website, panjang halaman hanya dengan ukuran 1 kali tarikan scroll saja sudah bisa dianggap cukup.
sumber : akhmad sudrajat

Label:


>>selengkapnya...☞
posted by admin @ 15.18   0 comments
Progres Pelaksanaan Sertifikasi Guru Tahun 2009
Jumat, 01 Januari 2010
Tiga bulan sebelum berakhirnya proses sertifikasi guru kuota tahun 2009, Ketua Konsorsium Sertifikasi Guru (KSG) mengumpulkan seluruh anggotanya dengan agenda membicarakan perkembangan pelaksanaan sertifikasi guru kuota tahun 2009, kendala, dan permasalahan yang dijumpai serta solusinya di masing-masing perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi guru.

Laporan per 15 Oktober 2009, dari 46 rayon perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi guru, 37 rayon telah menyelesaikan penilaian portofolio dan 9 rayon belum karena masalah ketersediaan asesor. Pada akhir Oktober 2009 penilaian portofolio akan dituntaskan. Sementara pelaksanaan pendidikan dan pelatihan profesi guru (PLPG) sedang dalam penyelesaian dengan jumlah sementara guru yang mengikuti PLPG sejumlah 133.288 dari kuota 200.000 orang. Satu perguruan tinggi baru yaitu Rayon 43 Universitas Nusantara PGRI Kediri telah menyelesaikan PLPG pada awal bulan Oktober 2009, rayon lain akan menyelesaikannya sebelum akhir tahun 2009. Sejumlah 12 Rayon akan menyelesaikannya pada akhir Oktober 2009, 28 Rayon pada bulan November, dan 5 Rayon pada bulan Desember 2009.

Secara umum pelaksanaan sertifikasi guru tahun 2009 lebih baik dari 2 tahun sebelumnya, namun ada sedikit penundaan dari jadwal yang telah ditetapkan. Kendala utama yang dijumpai dalan pelaksanaan sertifikasi tahun ini adalah terlambatnya penyelesaian data peserta yang diakibatkan karena:
  1. Sebagian besar Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota kurang optimal dalam penyelesaian data peserta sertifikasi, khususnya dalam koordinasi antara panitia sertifikasi guru dengan tim operator SIM NUPTK di dinas masing-masing
  2. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota banyak yang tidak konsisten dalam pengiriman data peserta (antara data format A1 yang dikirim ke LPMP, format B1 yang dikirim ke LPTK, dan dokumen Portofolio berbeda)
  3. Beberapa LPMP kurang optimal dalam mengkoordinasikan dinas pendidikan kabupaten/kota
  4. Beberapa LPTK tidak melakukan sinkronisasi data dengan LPMP
  5. Perubahan nomor peserta oleh beberapa LPTK tidak dilaporkan ke LPMP
  6. Beberapa peserta belum memiliki NUPTK
Berdasarkan kendala tersebut, KSG sepakat untuk melakukan penyempurnaan mekanisme pendataan agar pelaksanaan tahun 2010 menjadi lebih baik.

Hasil pertemuan untuk LPTK:
  1. LPTK tidak melayani lagi optimalisasi kuota, agar pelaksanaan sertifikasi guru kuota 2009 dapat diselesaikan, paling lambat pada bulan Desember 2009.
  2. Kerja sama antar rayon LPTK perlu dioptimalkan guna meningkatkan kelancaran pelaksanaan sertifikasi guru.
  3. Tanggal kelulusan yang tertulis pada Sertifikat Pendidik harus sesuai dengan tanggal yang tertulis pada Surat Keputusan Ketua Rayon LPTK tentang kelulusan peserta sertifikasi guru dan dalam tahun 2009.
  4. LPTK tidak dibenarkan melakukan pemungutan dana dari guru peserta sertifikasi dengan tujuan apapun.
  5. LPTK dihimbau melakukan pengkajian/penelitian dan penjaminan mutu terhadap penyelenggaraan sertifikasi guru di tempat masing-masing.
Penyempurnaan pelaksanaan sertifikasi guru tahun depan sebagai berikut:
  1. Dokumen portofolio dan pelaksanaan PLPG dalam sertifikasi guru yang diangkat dalam jabatan pengawas mulai tahun 2010 lebih diperkaya dengan substansi keguruannya.
  2. Peserta sertifikasi guru wajib memiliki NUPTK.
  3. Perlu surat ke Pemerintah Daerah untuk mengalokasikan biaya-biaya sertifikasi guru yang belum dialokasikan oleh Pemerintah Pusat. Perlu diakomodasi informasi tentang rambu-rambu susunan PSG di LPMP, PSG di dinas pendidikan provinsi, dan dinas pendidikan kabupaten/kota. (SA/Prodik)

Sumber : http://sertifikasiguru.org

Label:


>>selengkapnya...☞
posted by admin @ 15.24   0 comments
www.voa-islam.com
Previous Post
Archives
Links

© education Blogger Templates modified by blogger